Sabtu, April 04, 2009

Oh Kota, Beri Kami Ruang..

Pernahkah anda memperhatikan perkembangan kota dimana anda tinggal ?
Pembangunan di daerah perkotaan..
selalu menunjukan perkembangan yang pesat…



Hari ini anda makan di warung favorit di pinggir jalan
Mungkin minggu depan anda kebingungan mencari warung itu
Karena tempatnya sudah dikelilingi pagar seng setinggi dua meter
kabarnya di lokasi itu akan dibangun sebuah kantor berlantai tiga..


Mungkin anda pernah merasa kehilangan nostalgia..
Karena sekolah dimana dulu kita tinggal..
Kini telah bersalin rupa menjadi bangunan supermall yang mewah.

Ya.. kondisi ini terjadi karena perkotaan dipandang
sebagai lokasi yang paling efisien dan efektif
untuk menjalankan kegiatan-kegiatan produktif dan roda perekonomian..
Kenyataan ini di satu sisi menyebabkan pesatnya laju pembangunan fisik.
Di sisi lain menakibatkan penurunan kualitas lingkungan kota.


Penurunan Kualitas Lingkungan Kota ??
Seberapa sering anda kepanasan ketika berjalan di trotoar kota?
Seberapa sering anda harus berjalan miring di trotoar karena harus berbagi ruang dengan pedagang kaki lima dan pejalan kaki lainnya?
Pernahkah anda melihat orang dengan kursi roda di trotoar kota?
Seberapa semerawutnya bangunan atau pertokoan di pinggir jalan?
Seberapa tumpang tindihnya papan reklame di jalan-jalan kota anda?
Dan pernahkah anda merindukan sebuah tempat di tengah kota..
yang nyaman dengan taman yang tertata indah dan alami..
Dimana kita berekreasi bersama keluarga, berinteraksi,
Atau bahkan hanya sekedar bersantai,
duduk-duduk sambil menikmati suasana sore..

Saya sendiri punya kerinduan yang besar untuk menikmati hal itu..

Penurunan kualitas lingkungan terutama disebabkan pertumbuhan fisik kota tidak seimbang dengan keberadaan kawasan ruang terbuka kota.
Pada akhirnya timbul dilema antara kebutuhan ruang yang semakin luas dengan ketersediaan ruang terbuka yang terbatas dan semakin berkurang.

Indikatornya adalah permasalahan yang sering kita lihat dan alami sehari-hari….misalnya…
Bangunan didirikan terlalu dekat atau menempel ke badan jalan, mengambil jalur hijau, atau bangunan didirikan di atas badan saluran air.
Kurangnya pepohonan, taman, serta ruang terbuka publik hijau sebagai paru-paru kota, menjadikan kota kita terasa sumpek, panas, dan kurang nyaman..

Jalur pedestrian atau koridor pejalan kaki yang kurang terlindungi dan tidak menerus (kadang berebut ruang dengan pedagang dan area parker) juga mengurangi keamanan dan kenyamanan berjalan kaki.

Selain itu, masih terdapat hambatan bagi mereka yang memiliki keterbatasan-keterbatasan tertentu (diffable), misalnya pengguna kursi roda atau kaum tuna netra.

Kurang tertatanya elemen lansekap pada ruang publik.
Yang termasuk elemen lansekap ruang terbuka kota misalnya: tempat duduk, taman dan pot bunga, lampu pedestrian, halte atau perhentian kendaraan umum, penanda kota seperti tugu, atau landmark lainnya, dll.
Atau bahkan sama sekali tidak anda dapati di kota anda?

Tanggungjawab siapa ?
Ya… itu adalah segudang permasalahan yang kita alami sebagai warga.
Pemerintah kota yang berwawasan akan pentingnya keseimbangan antara pembangunan fisik dengan keberadaan ruang terbuka publik dan area hijau (sebagai paru-paru kota) sangat berperan dalam menentukan wajah kota.

Tetapi perencanaan dan realisasi dari penataan ruang terbuka dan ruang hijau kota kadang sulit dilakukan.
Penataan ruang kota sering berbenturan dengan kepentingan, terutama kepentingan ekonomi warga kota sendiri. Sungguh sulit apabila idealisme berhadapan dengan masalah perut yang keroncongan karena lapar..

Saudara dan teman..
Di sinilah letak pentingnya untuk kita..untuk meningkatkan kesadaran..
Bahwa kita punya hak memiliki kota
Bahwa kita pantas memiliki….
ruang terbuka kota yang indah, nyaman dan aman
Bahwa kita bisa berbagi ruang dengan pejalan kaki, pedagang, area parkir, dan sebagainya..

Pada akhirnya tanggung jawab terletak pada kita semua
Dimulai dari hal-hal kecil,
Membangun sesuai garis sempadan yang ditetapkan
Tidak sembarangan meletakkan papan reklame..
Tidak sembarang menebang pohon..
Untuk menjaga dan memelihara ruang kota,
paling tidak jangan merusaknya..

Bagaimana, setuju?



2 komentar:

  1. Yah, masalah PKL di pinggir jalan sudah jadi masalah klasik sepanjang masa, memang agak susah ya menanggulanginya Sir, sedangkan perjuangan mereka mencari sumber nafkah bagi keluarga saja belum tentu mengahasilkan uang yang cukup, apalagi harus memikirkan orang-orang lain punya jalan atau tidak, pastinya mereka tidak menganggap itu lebih penting dari hidup mereka sendiri. Mungkin kalau ekonomi sudah cukup merata hal ini akan "lebih gampang" dilakukan, tapi tentunya tidak menutup kemungkinan sekarang pun "BISA" dilakukan.. Kita doakan saja bersama..

    BalasHapus
  2. Dear Clara, terimakasih untuk komentarnya..
    Saya rasa ruang kota yang nyaman dan indah adalah kerinduan kita bersama..
    Semoga pemerintah terpilih berikutnya punya misi utama mengenyangkan perut rakyat..
    Semoga juga perut yang kenyang mampu menggugah kesadaran kita untuk mewujudkannya.. :))
    Salam..

    BalasHapus

Makasih dah komen sob,.. I Love you Full !