Jumat, April 17, 2009

Lights of Life : Berkata Cukup

Akhir-akhir ini saya sering mendapat email yang menyentuh hati dari seorang sahabat..
Kadang hari-hari saya menjadi lebih cerah setelah membacanya..
Setetes embun di pagi hari, secercah sinar yang menghangatkan..
Ya seperti itulah, saya ingin membaginya dengan anda..

Alkisah, seorang petani menemukan sebuah mata air ajaib. Mata air itu bisa mengeluarkan kepingan uang emas yang tak terhingga banyaknya. Mata air itu bisa membuat si petani menjadi kaya raya seberapapun yang diinginkannya, sebab kucuran uang emas itu baru akan berhenti bila si petani mengucapkan kata "cukup".

Seketika si petani terperangah melihat kepingan uang emas berjatuhan di depan hidungnya. Diambilnya beberapa ember untuk menampung uang kaget itu.
Setelah semuanya penuh, dibawanya ke gubug mungilnya untuk disimpan disana.
Kucuran uang terus mengalir sementara si petani mengisi semua karungnya, seluruhtempayannya, bahkan mengisi penuh rumahnya.

Masih kurang! Dia menggali sebuah lubang besar untuk menimbun emasnya.
Belum cukup, dia membiarkan mata air itu terus mengalir hingga akhirnya petani itu mati tertimbun bersama ketamakannya karena dia tak pernah bisa berkata cukup.
Kata yang paling sulit diucapkan oleh manusia barangkali adalah kata "cukup".

Kapankah kita bisa berkata cukup? Hampir semua pegawai merasa gajinya belum bisa dikatakan sepadan dengan kerja kerasnya. Pengusaha hampir selalu merasa pendapatan perusahaannya masih dibawah target. Istri mengeluh suaminya kurang perhatian. Suami berpendapat istrinya kurang pengertian. Anak-anak menganggap orang tuanya kurang murah hati. Semua merasa kurang dan kurang.

Kapankah kita bisa berkata cukup? Cukup bukanlah soal berapa jumlahnya.Cukup adalah persoalan kepuasan hati. Cukup hanya bisa diucapkan oleh orang yang bisa mensyukuri. Tak perlu takut berkata cukup. Mengucapkan kata cukup bukan berarti kita berhenti berusaha dan berkarya. "Cukup" jangan diartikan sebagai kondisi stagnasi, mandeg dan berpuas diri.

Mengucapkan kata cukup membuat kita melihat apa yang telah kita terima, bukan apa yang belum kita dapatkan. Jangan biarkan kerakusan manusia membuat kita sulit berkata cukup. Belajarlah mencukupkan diri dengan apa yang ada pada diri kita hari ini, maka kita akan menjadi manusia yang berbahagia.

Belajarlah untuk berkata "Cukup"

1 komentar:

  1. Ya, sepertinya sifat alami manusia, ga pernah merasa puas akan apa yang sudah didapat.. belajar untuk terus berusaha memperoleh yang lebih baik dari yang terbaik tentunya bagus, tapi di saat hal itu menjadi berlebihan sehingga mengorbankan kepentingan orang lain dan tidak diimbangi dengan kapasitas dalam diri sendiri maka keserakahan bisa berubah menjadi bencana.. banyak sudah contohnya (^o^) Clararch02.blogspot.com

    BalasHapus

Makasih dah komen sob,.. I Love you Full !